Ya
judul diatas merupakan salah satu kutipan dari Sinthia Nurhabibah atau yang
akrab dipanggil Sinsin yang saat inimerupakan mahasiswa ilmu komunikasi 2015.
Berawal
dari mepetnya uang saku, membuat Sinthia memutar otak untuk menambah uang
sakunya. Tepatnya sejak kelas satu SMA dia memulai untuk berbisnis makanan
ringan untuk dijual di asrama hingga sampai sekarang yang beralih berbisnis
kaos kaki.
MODAL SEUPIL, UNTUNG
SEMOBIL
Tak
hanya sendiri, Sinthia pun turut menggandeng partner dalam bisnisnya. Bermodalkan
seratus ribu rupiah bersama temannya, sekitar dua sampai tiga bulan mereka
dapat meraup keuntungan hingga dua setengah juta rupiah. Nominal yang lumayan besar untuk seorang mahasiswi di umuran Shintia.
Namun
bisnisnya juga tak semulus yang dibayangkan, menurutnya salah satu hambatan ada
pada promosinya yang masih kurang. Ya tidak mengherankan, ketika seseorang berani mengambil langkah untuk berbisnis dari situ pula mereka harus berani menerima konsekuensi yang ada, dan hebatnya Shintia bisa bangkit dari saat-saat di mana Shintia berada di bawah.
Maka
dari itu, mereka pun sekarang sedang fokus membuat brand untuk kaos kakinya. Serta mentoring dengan kang Febi Salam,
sang owner Rumah Iga dalam pembuatan brand produk kaos kaki mereka.
BAGI SAYA BISNIS NOMER
SATU
Tak
hanya kegiatan perkuliahan dan
menjalankan bisnis saja, namun Sinthia aktif juga diberbagai kegiatan diluar
kampus seperti YEF (Young Entrepreneur Forum) milik Alzin Group serta HIPMI
(Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.) Wah ternyata, Shintia sangat menekuni usaha dia jika kita melihat dari sisi keseriusan dia dari organisasi-organisasi di luar daripada Telkom University itu sendiri, untuk menjadi pengusaha muda, hihi.
Sinthia sangat menyukai bisnis,
menurutnya bisnis itu nomor satu. “Menurut saya sih, karena saya suka bisnis, kalau
di dalam hidup saya bisnis nomer satu kalau kuliah bisa dikatakan nomer dua. Tapi bukan berarti juga mengesampingkan kuliah.”
–Sinthia Nurhabibah. Itulah yang dikatakan Sinthia, walaupun dia
menganggap bisnis itu nomer satu, dia menegaskan bahwa bukan berarti nilai-nilai
akademiknya buruk. Dari yang dikatakan Shintia sendiri, jelas bahwasannya iamemiliki keinginan yang tinggi dalam mengatur jadwalnya, agar tidak ada yang terganggu entah itu bisnisnya maupun kewajiban dia sebagai mahasiswi
Sinthia
berharap bisnis kaos kakinya lebih banyak diketahui oleh orang lain dan juga
dia ingin melakukan promosi sendiri untuk usaha kaos kakinya ini. Penjualan
kaos kaki ini juga akan mulai merambah universitas lain seperti Unpad, Unisba,
UPI, Universitas Langlangbuana, Universitas Maranata, dan Universitas
Widyatama.
Yup,
Semangat terus yah Sinthia
buat bisnisnya, semoga makin sukses
!!!J
#REDpreneur
0 comments:
Post a Comment